INI PASTI KARMA

10:40 PM

Malam ini rasa sesak di dada terasa tidak bisa dibendung lagi. Bicara pada orang lain pun telah dicoba, tapi ternyata aku perlu menumpahkannya pada tulisan.

Setelah mengakhiri hubungan dengan pacar kuliahku, aku meyakinkan diri untuk tidak akan gampang menaruh hati. Sampai pada suatu saat dikenalkan dengan seorang pria yang menurutku berani, datang langsung menemui orang tuaku.

Aku jadi memiliki harapan yang cukup besar untuk kelanjutan hubungan ini. Dari intensitas komunikasi yang sering, sampai pada komunikasi "apa adanya" saja.

Aku mulai merasa bahwa mungkin aku akan dipatahkan oleh harapanku yang terlalu besar itu. Hingga aku libatkan Allah dalam penentuan hubunganku. Dasar manusia, memikirkan Tuhannya saat di posisi terendah.

Allah maha mendengarkan. Aku minta untuk jauhkan bila dia bukan orang yang tepat, Allah jauhkan. Aku minta keberanian untuk bertanya menyenai kelanjutan hubungan, Allah berikan.

Dia hilang tanpa kabar. Tanpa ada kata perpisahan sekalipun.

Setelah itu, aku memutuskan untuk melanjutkan hidup. Aku pikir mudah, ternyata susah. Aku terus bertanya "Mengapa harus menghilang?","Apa karena aku bukan wanita karir?","Apa karena aku tidak cukup menarik?","Apa karena aku belum bekerja?","Kenapa?".

Aku kehilangan kepercayaan diriku. Aku menutup diriku. Aku tidak berani untuk berharap. Karena aku merasa tidak pantas untuk siapapun.

Saat aku dikelilingi perasaan kalut itu. Aku teringat... bahwa aku pernah melakukan hal yang sama pada seseorang. Menjauhinya, tidak memberikan kabar padanya, menggantungkan perasaannya dan mengakhiri semuanya saat aku sudah merasa siap. Aku... seegois itu.

Terdiam. Aku menyadari, ini semua karma. Karma karena telah menyakiti seseorang yang menaruh harapan besar padaku, lalu meninggalkannya setelah ia masih terus berharap pada hubungan itu. Gila.. aku benar benar jahat.

Jadi begini rasanya menjadi dia. Merasa sakit untuk waktu yang lama, melawan perasaan diri sendiri untuk tetap menjalani hidup, harus berlatih bahagia. Susah ternyata... aku pantas menerimanya.

Lagi lagi Allah maha baik. Memberikan aku sebuah pelajaran untuk tidak menyakiti hati siapapun. Untuk tidak mempermainkan siapapun. Untuk menjaga hati orang yang tulus.

Dia telah bangkit, menemukan kebahagiaannya, menemukan pencapaiannya dan menemukan ketenangan dalam pendekatab dan kepercayaan pada Tuhannya, Allah SWT.

Apa aku juga boleh percaya? Bahwa Allah akan menemukanku dengan jodoh yang benar benar Allah pilihkan untukku, terlepas apa yang aku
punya, apa yang bisa aku beri dan siapa aku.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images