CERITA TENTANG DIA

6:57 PM


Dia bukan perempuan yang senang diam. Dia lebih suka bercerita panjang lebar, dia lebih suka bertingkah konyol dan dia lebih suka tertawa.
Dia bukan perempuan yang tak acuh. Dia lebih sering khawatir, dia lebih sering bertanya dan dia lebih sering mengingatkan.

Dia suka dan sering melakukan semua itu, hanya saja sampai di satu titik waktu, dia memilih untuk berlaku sebaliknya.

Sampai di titik waktu itu, dia lebih memilih diam dan tak acuh. Bukan, bukan tanpa sebab, dia punya alasan.

Alasan dia kesal adalah kecewa dan alasan dia marah adalah kesal. Kecewa lalu kesal dan akhirnya marah. Tapi, saat di titik waktu itu, dia bingung dengan apa yang dia rasakan, apakah kesal? atau bahkan marah? yang dia dapat pastikan adalah dia kecewa.

Ya, diamnya adalah representasi dari kekecewaannya. Terlalu susah untuk diam, tapi lebih berat untuk selalu tersenyum dan berkata "Aku baik-baik saja".

Diamnya dapat bertahan lama, kecewanya dapat bertahan lama, kesal bahkan marahnya pun dapat bertahan lama. Tapi ternyata ada hal yang tidak dapat bertahan lama, tak acuhnya. Pada kenyataannya dia masih khawatir, dia masih sering bertanya dan dia masih sering mengingatkan.

Lalu, mengapa dia masih diam? Karena senyumnya sementara telah hilang, apalagi konyol dan tawanya, mungkin tidak terpikirkan untuk ditampilkan.

Dalam diamnya dia sedang bertarung dengan banyak masalahnya, setidaknya dulu dia masih bisa tertawa walaupun di dalam dirinya banyak hal yang sedang dia pikirkan, namun sekarang pertarungan itu semakin terasa berat.

Sampai pada akhirnya diapun berkata,

"Tuhanku punya maksud dari semua kejadian ini. Tuhanku sedang mempersiapkan diriku untuk tersenyum sangat lebar, hanya saja belum tau kapan waktunya"

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images