DPM KM FAKULTAS PSIKOLOGI UNJANI 2016-2017

1:26 AM


Tempat itu bukan hanya sekedar tempat tapi rumah yang menerima semua orang, tidak memandang siapa dia, darimana asalnya dan apa yang ia lakukan. Bahkan, seseorang yang dulunya merupakan mahasiswa yang apatis, tidak pernah peduli bahkan mau peduli pun tidak tentang fakultasnya, diterima dengan hangat hanya karena mereka percaya orang ini, ya orang yang menulis ini, memiliki kemampuan yang harus ia gali namun tentunya dengan bantuan mereka.

Orang ini datang hanya bermodal status Keluarga Mahasiswa yang baru dipegangnya selama kurang lebih 1 bulan, orang ini pun datang hanya bermodal rasa penasarannya mengenai "rumah" itu. Apa dia tau mengenai tugas yang ada di "rumah" itu? Keadaan di "rumah" itu? Tentu tidak. "rumah" itu, mungkin kata yang tepat bagi orang ini yang baru memasukinya.

Untung saja orang ini datang di saat dan tempat yang tepat, dia dikenalkan oleh mereka tentang bagaimana "rumah" itu. Mereka tidak membuat tingkatan, tentang siapa yang tau dan tidak mengenai "rumah" ini. Mereka terlalu baik... selama orang ini tinggal di "rumah" itu, orang ini diajarkan seluruh hal mengenai "rumah" itu. Mereka tidak pernah marah dengan kekurangan orang ini, mereka tidak pernah menunjukkan kekecewaannya kepada orang ini. Ah Tuhan... orang ini terlalu beruntung bukan?

1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, hingga tidak terasa bahwa 12 bulan orang ini menghabiskan secuil hidupnya di "rumah" itu. Orang ini banyak belajar tentang semuanya, bukan hanya tentang "rumah" itu, namun juga tentang kehidupan. Orang ini belajar dari setiap masalah yang ada, dari kegagalan yang ada dan bahkan rasa kecewa yang ada. Orang ini sempat patah semangat, namun setelah melihat mereka, orang ini bangkit bahkan berlari karena mendengar dukungan dari mereka. Ah Tuhan... Lagi-lagi orang ini terlalu beruntung bukan?

12 bulan merupakan batas akhir orang ini untuk dapat tinggal di "rumah" itu. Saat kami, yaa... orang ini sudah tidak sungkan untuk mengatakan "kami", harus menyelesaikan semuanya dengan laporan pertanggungjawaban kami selama 12 bulan kepada pihak yang lebih tinggi.

Tepat tanggal 18 Februari 2017, kami resmi dibubarkan. Setelah pemaparan laporan pertangggungjawaban disampaikan, setelah semua orang yang datang mengatakan diterima, setelah palu itu dipukulkan ke meja, maka kami benar-benar harus keluar dari "rumah" itu. Slogan? Entah apa itu, namun kami harus menyebutnya bersama-sama untuk terakhir kali dengan tangan kami yang bertumpuk satu dengan yang lain.

Masih terasa bahagia, bahwa kami telah melepaskan semua beban kami, sebelum akhirnya orang ini memasuki "rumah" itu kembali.
Sepi... Asing... Rindu...
Orang ini ternyata kembali mengenang kenangan ia bersama mereka selama 12 bulan kebelakang. Ada yang kurang menurutnya, ada yang akan sangat ia rindukan katanya, ah.., apa daya mau tidak mau orang ini harus menerima kenyataan.

Orang ini punya pesan katanya,

"Terimakasih untuk 1 periode yang berharga.
Terimakasih sudah mau menerima saya yang tidak mengenal apapun.
Terimakasih sudah memberikan banyak kepercayaan kepada saya.
Terimakasih telah membantu saya untuk belajar semuanya.
.
.
Saya dulu hanya kepompong yang menginginkan sesuatu yang berbeda pada diri saya.
Kepompong ini ternyata telah menjadi kupu-kupu,
Kepompong ini tidak dipaksa untuk mengubah dirinya,
Kepompong ini akhirnya menemukan caranya sendiri untuk menjadi dirinya yang berbeda,
Kepompong ini sadar bahwa ia memiliki kemampuan untuk melewati batas yang awalnya tidak ia yakini.
.
.
"Maaf" satu kata yang tidak akan menutupi semua kesalahan saya, namun satu kata yang hanya dapat saya ucapkan dengan penuh pengharapan, bahwa saya akan menerima kata maaf.
.
.
"Rumah" itu bernama lain DPM. Mereka yang bernama lain keluarga. Saya akan merindukan semuanya."

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images